ArtikelBeritaDunia IslamEssayOpiniPesantrenSastra

Upaya Santri dalam Memelihara Almamater Kesantriannya di Era Millenial

 

 

 

Saat ini kita sedang berada di era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Terkait berkembangnya hal tersebut akan berdampak besar terhadap setiap pemakainya, terlebih bagi para pemuda-pemudi saat ini khususnya para santri mahasiswa.

Pada Hakikatnya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki implikasi baik maupun buruk bagi setiap penggunanya. Salah satunya adalah aplikasi TikTok yang tengah booming di kalangan pemuda. Tidak sedikit dari para santri tidak tertinggal turut meramaikan merebaknya aplikasi tersebut.

Kebanyakan dari para santri memainkan aplikasi ini ketika berada di rumah saat menikmati masa-masa liburan pondok. Adapun untuk para santri mahasiswa, mereka lebih banyak memiliki kesempatan besar karena pada umumnya, pondok pesantren melegalkan bagi santri yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi untuk memegang ponsel.

Hal itu karena kebutuhan para mahasiswa tidak akan terlepas dari ponsel yang umumnya para mahasiswa menggunakannya untuk mencari informasi terkait materi maupun sebagai alat komunikasi saat menjalani perkuliahan online sebagaimana yang terjadi pada saat ini.

Perlu kita ketahui bahwa kebanyakan dari pengguna TikTok tidak lepas dari gerakan-gerakan yang memunculkan kontroversi jika ditinjau dari prespektif agama. Coba kita bayangkan saja semisal para penggunanya adalah santri zaman sekarang. Kita tau bahwa ketika berada di pondok, para santri sudah memperoleh banyak sekali asupan terkait etika dalam menjaga marwah kesantriannya.

Seperti dalam hal bertingkah laku, bagaimana bentuk-bentuk perilaku yang mencerminkan para santri? Santri memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam memberikan contoh yang baik di masyarakat. Maka dari itu, perlunya bagi para santri untuk juga menjaga tingkah lakunya dalam setiap tindakan.

Pada dasarnya, adab maupun tingkah laku memiliki posisi yang cukup tinggi di mata masyarakat. Seseorang akan lebih dipandang dan ditiru itu karena orang tersebut beradab dalam bertingkah laku. Setiap tindak tanduknya akan diorientasikan untuk memanusiakan manusia dan lainnya.

Maka dari itu, perlunya bagi para santri untuk benar-benar mengimplementasikan apa yang telah dipelajari di pesantren sebagai bentuk aktualisasi diri sebagai seorang santri.

Perlu digaris bawahi, ketika kita terjun di masyarakat, jangan sampai ilmu yang kita peroleh di pesantren membuat kita merasa lebih baik dari masyarakat lain. Dengan ilmu yang telah kita miliki, sepatutnya kita akan lebih dapat menghargai siapapun di masyarakat, karena kita tahu bahwa seseorang yang benar-benar berilmu dia akan memiliki jiwa yang rendah hati kepada apapun dan siapapun.

Penulis: Fani Azfar

Editor: Putri Nahdliyah Ayu Khumaidah

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *