Mengetahui Keindahan Al-Qur’an Melalui Lafal “Hamdalah”

Mempelajari seputar keindahan Al-Qur’an, bagaikan menyeberangi samudra luas tak bertepi. Begitu luas, sulit untuk benar-benar bisa menggapai makna yang dikehendaki Al-Qur’an. Pasti, ada saja hal baru yang akan kita dapat ketika menelaah betul Al-Qur’an. Begitulah Al-Qur’an, kitab suci yang akan senantiasa eksis hingga hari kiamat tiba.

Menilik Keindahan Al-Qur’an

Ada sekian ulama yang memahami Al-Qur’an dari segi keindahannya. Mulai dari keindahan lafal, makna, susunan dan aspek-aspek yang lain. Semuanya dikaji betul dengan teliti. Namun, hingga detik ini, bisa dipastikan akan ada sekian keindahan baru yang akan diperoleh, mengingat begitu luas kandungan Al-Qur’an.

Salah satu ulama yang melakukan telaah ini adalah Imam Nawawi. Ulama berstandar internasional yang berasal dari Banten, Indonesia. Melalui kitab bertajuk “Nur Dholam”, penjelas kitab “Aqidah Awam”, beliau hendak memberikan satu rahasia keindahan al-Qur’an dibalik lafal “Hamdalah.”

Lima surah yang diawali lafal “Hamdalah”

Ketika Imam Nawawi menjelaskan perihal esensi Hamdalah, beliau menuturkan sebagaimana berikut:

وَمِنْ غَرِيْبِ الْاِتِفَاقِ أَنَّ أَحْرُفَ اْلحَمْدِ خَمْسَةٌ. وَقَدْ اْبْتُدِئَ بِهِ فِي اْلقُرْأَنِ خمَسُ سُوَرٍ

“Termasuk dari keindahan (keserasian) Al-Qur’an, ada lima surah yang diawali dengan lafal Hamdalah. Jumlah huruf penyusun lafal Hamdalah sendiri itu ada lima.”

Kemudian Imam an-Nawawi memberikan bukti atas pernyataan beliau di atas sebagaimana berikut:

Pertama, surah al-Fatihah. Setelah basmalah, disusul lafal Hamdalah:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. al-Fatihah: 1).

baca juga: Peran Pemuda dalam Menghadapi Penghujung Zaman

Kedua, ayat pertama surah al-An’am:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَجَعَلَ ٱلظُّلُمَٰتِ وَٱلنُّورَ ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ

“Segala puji bagi Allah Yang menciptakan langit bumi, Mengadakan gelap terang. Namun orang-orang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.” (QS. al-An’am: 1).

Ketiga, permulaan ayat dari surah al-Kahfi:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Quran. Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;” (QS. al-Kahfi: 1).

Keempat, ayat pertama surah as-Saba:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلْءَاخِرَةِ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ

“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. as-Saba: 1).

Kelima, ayat pertama surah al-Fathir, juga bisa disebut dengan surah al-Malaikat:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُولِىٓ أَجْنِحَةٍ مَّثْنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan, yang memiliki sayap. Masing-masing  dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Fathir: 1).

Lima surah yang diakhiri lafal “hamdalah”

Setelah itu, Imam Nawawi melanjutkan penjelasannya,

وَاخْتُتِمَ بِهِ خَمْسُ سُوَرٍ أَيْضًا

“Ada lima surah di dalam Al-Qur’an, diakhiri dengan lafal Hamdalah.”

Untuk membuktikan pernyataan di atas, beliau memberikan beberapa contoh sebagai berikut:

Pertama, ayat terakhir surah al-Isra:

وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ وَلِىٌّ مِّنَ ٱلذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak memiliki anak, tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong. Agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. al-Isra: 111).

Kedua, ayat terakhir surah an-Naml:

وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ فَتَعْرِفُونَهَا وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan”. (QS. an-Naml: 93).

Ketiga, surah az-Zumar:

وَتَرَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ حَآفِّينَ مِنْ حَوْلِ ٱلْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَقِيلَ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

“Dan kamu akan melihat para malaikat berlingkar di sekeliling ‘Arsy, bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. az-Zumar: 75).

baca juga: Nikmatnya Kegagalan dan Hikmah di Baliknya

Keempat, ayat terakhir surah as-Saffat:

وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

“Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.” (QS. as-Saffat: 181; 182).

Kelima, ayat paripurna surah al-Jasiyah:

فَلِلَّهِ ٱلْحَمْدُ رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَرَبِّ ٱلْأَرْضِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

“Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam.” (QS. al-Jasiyah: 36).

Untuk menutup kajian tersebut, Imam Nawawi memberikan satu pernyataan yang beliau nukil dari Imam Ahmad al-Malawwi:

“Lafal Hamdalah (الحمد لله) memiliki delapan huruf. Sedang, pintu surga itu ada delapan. Maka, siapapun yang membacanya dengan hati suci, maka berhak masuk surga melalui delapan pintu tersebut.”

Demikianlah penjelasan sederhana perihal rahasia keindahan Al-Qur’an dibalik lafal Hamdalah. Semoga suguhan yang ada bisa menambah kecintaan kita terhadap Al-Qur’an. Terlebih, mengenai lafal Hamdalah, semoga kita senatiasa bisa membacanya setiap hari.

Sekian.. Terimakasih.

Penulis: Moch Vicky Shahrul Hermawan/ Mahasantri Mahad Aly An-Nur II Al-Murtadlo Malang

Editor: Ahmad Ainul Yakin