Sehari setelah Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi, merilis ada enam orang santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi terpapar Covid-19, PCNU Banyuwangi melalui PC LAZISNU langsung bergerak cepat.
PC LAZISNU Banyuwangi langsung melakukan koordinasi dengan PW LAZISNU Jatim guna merumuskan bantuan yang cocok untuk diberikan kepada santri yang terpapar Covid-19. Minggu (23/8), PC LAZISNU Banyuwangi bersama rombongan langsung bergegas untuk memberikan bantuan berupa obat-obatan herbal, formula probiotik immune booster, vitamin C, beras 500 kg, sampai perlatan dapur.
Salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Gus Endik Mudhoffar mengungkapkan bahwa mengucapkan banyak terima kasih dengan berbagai bantuan yang telah diberikan. “Saya atas nama gugus tugas covid-19 Ponpes Blokagung mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pengurus NU Banyuwangi. Kami minta doanya mudah-mudahan semua ini bisa kita tangani dengan baik. Terkhusus, kami minta bantuan doanya para kyai dan seluruh pengurus NU sampai tingkatan ranting,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris PC Lazisnu Banyuwangi Muhammad Faishol, M.Pd menerangkan bahwa kegiatan ini dilakukan sudah berjalan sejak awal adanya Covid-19. Bahkan bukan hanya obat-obatan yang diberikan PCNU Banyuwangi melalui PC Lazisnu kepada masyarakat. Tercatat bantuan yang sudah diberikan berupa sembako lebih dari 15.000 paket, penyemprotan disinfektan sekitar 11.000 titik, pembagian masker sekitar hampir 25.000 buah.
“Pandemi Covid-19 ini adalah cobaan. Kita semua harus bergerak untuk bermanfaat bagi semuanya. Pada kesempatan kali ini kita juga kerja sama dengan PW LAZISNU JATIM dan PW LPBI Jatim,” ungkap Muhammad Faishol.
Khusus untuk bantuan yang diberikan kepada santri Blokagung, lanjut Faishol, menurutnya hal ini dilakukan karena ada ikatan batin sebagai sesama santri. Tak pelak, hal ini membuat hati kita terketuk, apalagi Pondok Pesantren Darussalam Blokagung adalah pesantren besar di Banyuwangi.
“Jasa-jasa Pondok Blokagung ini banyak, masa’ iya ketika ada santrinya yang terkena musibah hati kita tidak tergerak,” lanjut pria alumnus Ponpes. Sabilurrosyad Gasek Malang asuhan KH. Marzuqi Mustamar ini. (Rozaq)
