ArtikelDunia IslamInspirasiKalam HikmahQuote

Mengenal Sifat Santri dalam Menghadapi Perkembangan Digitalisasi

Jurnalis Media Santri NU/Editor: Putri Nahdliyah A Kh

Di era milenial saat ini, siapa sih yang tidak mengenal seorang santri?. Kini istilah santri sudah tidak terdengar asing di kalangan masyarakat umum. Mereka juga sering menyebutnya sebagai seorang musafir ilmu atau seorang yang sedang mendalami ilmu-ilmu agama Islam.

Sifat tawadlu’ menjadi ciri khas yang dimiliki oleh seorang santri, baik dalam sikap maupun pemikiran. Sudah tidak menjadi hal yang aneh lagi, ciri khas yang dilakukan santri ketika bertemu dengan seorang yang lebih tua darinya Bahkan, saking tawadlu’nya seorang santri yang sudah menjadi seorang kiai pun tetap saja ingin dianggap sebagai santri lantaran sifat tawadlu’, semangat nyantri dan terus belajar yang sudah amat melekat dalam diri beliau.

Tidak hanya itu, selain menaruh rasa hormat terhadap orang yang lebih tua darinya, santri juga harus senantiasa menebarkan sifat penyanyangnya terhadap orang-orang di sekitarnya, atau bahkan terhadap hewan dan tumbuhan sekalipun. Sifat ini juga menggambarkan Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin. Sifat penyayang adalah sifat yang penuh kasih sayang (belas kasih) terhadap setiap makhluk.

Seorang santri juga tidak hanya  belajar mengenai teori saja. Namun, ia juga harus mampu dalam mempraktikkan apa yang telah ia peroleh dan memberikan tauladan yang baik untuk ditiru oleh masyarakat lainnya. Karena ketika ia terjun ke masyarakat, ia pasti akan menjadi tokoh panutan dalam berbagai problem yang ada.

Pada era modern ini, seorang santri juga tidak hanya dituntut cerdas terkait masalah agama saja, tetapi juga harus cerdas dalam menghadapi zaman yang serba digital. Santri juga tidak mudah terombang-ambing dengan ancaman arus global. Karena santri yang bijak ialah santri yang cerdas dalam berakhlak dan cerdas dalam berintelektual. Hal tersebut senada dengan dawuh dari KH. Muhammad Fathoni Dimyathi, “Bersungguh-sungguhlah! Jangan takut dengan kawan yang menjerumuskanmu. Karena santri yang bersungguh-sungguh tidak akan ada musuhnya”.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *