CerpenGuyonan SantriSastra

Tukang Kebun ataukah Sang Kiai?

Pada suatu masa, ada seorang santri yang merantau ke Kota Malang. Santri tersebut ingin mondok untuk menambah wawasan keilmuannya. Sesampainya di Kota Malang, ia mulai mengumpulkan informasi tentang pondok pesantren yang dapat dijadikan muara untuk menimba ilmu.Dengan beberapa pertimbangan, ia memutuskan untuk memilih Pondok pesantren Sabilurrosyad Gasek sebagai tempat perlabuan pencarian ilmu.

Baca juga : Vaksinasi Kedua di Ponpes Sabilurrosyad Gasek

Berangkat Menuju Pesantren

Keesokannya, Ia berangkat menuju Pondok Pesantren Gasek untuk mendaftarkan diri sebagai santri. Sesampainya di gerbang pondok, ia bingung harus menuju kemana untuk mendaftar. Pondok Gasek pada masa itu juga belum seluas sekarang. Dulu hanya beberapa kamar kecil dan administrasinya pun belum tertata, tidak seperti sekarang yang sudah tertata dengan rapi.

Akhirnya, santri tersebut memberanikan diri untuk bertanya kepada seseorang di depan pondok yang memakai kaos oblong dan sarungan. Dari sisi penampilanya, santri tersebut yakin bahwa itu tukang kebun pondok, pastilah tukang kebun tersebut mengerti tentang seluk-beluk pondok.

Permisi, saya mau daftar Pondok disini, bagaimana caranya? tanya santri tersebut. Kemudian, orang yang memakai kaos oblong tadi tidak segan untuk mengantarkannya ke rumah Kiai sambil menjawab, Monggo, saya antar ke rumah Kiai.

Si santri ini mulai masuk ke rumah Kiai dengan penuh tawadhu. Orang yang memakai kaos oblong tadi juga mempersilahkan santri tersebut untuk duduk. Kemudian orang yang memakai kaos oblong tadi menuturkan, Sebentar ya, saya panggilkan kiai. sembari orang tadi menuju ke belakang rumah. Santri tersebut menjawab dengan khidmah, iya pak.

Mulai Muncul Keraguan

Setelah beberapa menit, datanglah seseorang dengan memakai baju rapi dan berkopyah sembari mendekati santri tersebut. Si santri masih mengingat-ingat peristiwa sebelumnya sambil mbatin, “Orang yang tadi memakai kaos oblong kok jadi pakek baju rapi dan berkopyah, lantas dimana Kiainya ya.” ujar santri tersebut dalam hatinya.

Baca juga : Rangkaian Hari Santri 2021, dari Kompetisi hingga Beasiswa LPDP

Bertemu Abah Kiai

Si santri pun memberanikan diri untuk bertanya kepada orang yang tadinya memakai kaos oblong, lalu berganti memakai baju rapi dan berkopyah dengan nyeletuk, “Lo.. abah Kiai dimana pak?” Kemudian orang tersebut menjawab, “Nggih kulo niki Kiaine Pondok Mriki.” (ya saya ini Kiainya pondok disini). Si santripun langsung terbelalak, gemetar, beku, dan wajahnya memerah seakan menahan malu, karena yang di anggap sebagai tukang kebun tadi adalah sang kiai pondok Gasek yaitu KH. Marzuki Mustamar.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *